Keberhasilan Malaysia memetakan genom orang Melayu berarti kuasai peta genom Asia Tenggara
VIVAnews - Peneliti dari Universitas Teknologi
Mara (UiTM), Malaysia, berhasil memetakan genom orang Melayu, sebuah
terobosan penting yang diharapkan bisa menghasilkan miliaran ringgit
dari industri farmasi dan bioteknologi.
Chief Executive Officer Malaysian Biotech Corporation (BiotechCorp)
Mohd Nazlee Kamal menyatakan peta genom ini bisa menghasilkan "sekitar
RM2 miliar per tahun" atau sekitar Rp5,7 triliun.
Lompatan ilmu
pengetahuan ini membuka jalan untuk pengobatan khusus atau pribadi di
Asia Tenggara. Sebagaimana diketahui, warga Malaysia merupakan komposisi
yang mewakili sejumlah negara tetangganya seperti Thailand, Indonesia
dan Filipina.
"Populasi etnik Melayu berjumlah sekitar 200 juta
orang di Asia Tenggara -- Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina.
Wilayah ini terlihat sebagai sebuah pasar menguntungkan karena kondisi
rakyatnya yang makin sejahtera," kata Nazlee dilansir New Strait Times.
"Genom
Malaysia sangat berharga untuk perusahaan obat dalam mengembangkan
pengobatan yang dipersonalisasi, yang lebih efektif sehingga bisa
ditargetkan untuk orang-orang yang memiliki jejak genetika yang sama."
Nazlee
menjelaskan, kebanyakan obat yang dikembangkan sekarang sebenarnya
tidak cocok dengan populasi lokal karena didesain untuk pasar Eropa.
Riset
ini dilakukan atas tiga generasi keluarga Melayu menggunakan teknik
yang sama dengan yang digunakan untuk mengidentifikasi genom orang
Kaukasia dan Jepang. Proyek senilai RM150.000 ini sepenuhnya dibiayai
UiTM dengan menggunakan peralatan dan teknologi BiotechCorp sejak Juni
2010 dan selesai tujuh bulan kemudian.
Sementara ketua peneliti
Prof Mohd Zaki Salleh menyatakan, riset genom Melayu ini akan masuk
dalam database Proyek Genom Manusia yang bisa diakses peneliti yang
berminat. Dia juga mengungkapkan, Menteri Pendidikan Tinggi telah
menyetujui grant RM8 juta untuk penelitian lanjutan atas populasi Orang
Asli, suku asli Malaysia.
Hasil penemuan ini diumumkan Deputi
Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin di kampus UiTM pada Selasa
27 Desember lalu. "Penemuan ini mendorong perkembangan, khususnya
bioteknologi sebagai industri berpendapatan tinggi yang potensial," kata
Muhyiddin.
Dia menyampaikan, BiotechCorp, badan utama negeri itu
untuk bioteknologi, telah memfasilitasi 207 perusahaan berstatus
BioNexus, dengan nilai investasi RM2,118 miliar, di mana tiga persen di
antaranya terdaftar di bursa saham Malaysia, Australia dan Eropa. (umi)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment